What's New

Stock Idea: KRAS Ekspansi Untuk Antisipasi Lonjakan Demand Baja
16 Jan 2019

Ringkasan Pertimbangan Investasi

- Hingga 9M18, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 22,7% YoY menjadi US$ 1,27 miliar ditopang oleh kenaikan volume penjualan baja sebanyak 14,21% YoY menjadi 1,59 juta ton. Rugi bersih perseroan 9M18 berhasil ditekan dari 9M17 sebesar US$78,6 juta menjadi rugi US$36,7 juta;

- Tahun ini, perseroan bersama dengan BUMN karya  (WSKT, WIKA, ADHI, dan PTPP ) akan mengakuisisi 2-3 pabrik pada 2Q19 atau 3Q19 dalam rangka mendorong percepatan kapasitas produksi baja nasional yang ditargetkan dapat memproduksi hingga 10 juta ton baja pada tahun 2025 dari saat ini 6 juta ton. Kemenperin mencatat, kebutuhan crude steel (baja kasar) nasional saat ini hampir mencapai 14 juta ton, namun baru bisa dipenuhi produksi crude steel dalam negeri sebanyak 8 juta-9 juta ton per tahun, sisanya dipasok dari China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan India;

- Proyek Hot Strip Mill 2 akan selesai pada April 2019, nantinya memasok baja Hot Rolled Coil (HRC) untuk segmen otomotif, pipa baja, er-rolling, konstruksi dengan kapasitas 1,5juta ton/tahun. Di samping itu, proyek pembangunan dermaga 7.1 dan 7.2 akan rampung pada Mei 2019 dan melayani kebutuhan bongkar muat curah dengan kapsitas standar maksimal mencapai 70.000 DWT;

- KRAS juga tengah menjajaki pembangunan fasilitas pickling tine and tandem cold rolling mill (PLTCM) yang akan memproduks igulungan baja dingin (cold rolled coil / CRC) berkapasitas 800 ribu ton per tahun, dengan membentuk JV dengan perusahaan Korsel POSCO dan perusahaan Jepang, Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation) yang membutuhkan dana investasi mencapai US$200 juta.

Baca selengkapnya disini