Kinerja ciamik, begini rekomendasi saham Indofood (INDF) dan Indofood CBP (ICBP)

Tuesday , 04 Aug 2020 09:46
 
Sejumlah emiten Grup Salim yang bergerak di bisnis pangan menorehkan kinerja yang ciamik sepanjang semester pertama tahun 2020.
 
Pertama ada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 2% menjadi Rp 39,38 triliun ketimbang penjualan sebesar Rp 38,61 triliun pada semester pertama tahun lalu.
 
Dengan pertumbuhan penjualan tersebut, INDF mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,84 triliun atau tumbuh 12% dari Rp 2,55 triliun pada periode yang sama 2019.
 
Kemudian, anak usaha dari INDF yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) bahkan membukukan pertumbuhan kinerja lebih tinggi. Indofood CBP Sukses Makmur mencatat penjualan hingga Rp 23,05 triliun atau tumbuh 4,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 22,13 triliun.
 
ICBP mencetak laba bersih sebesar Rp 3,37 triliun atau melesat 31,12% dari laba bersih Rp 2,57 triliun pada semester 1 2019.
 
Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menilai, kinerja kedua emiten ini sesui dengan ekspektasi konsensus analis. Selain menjadi induk ICBP, INDF juga memperoleh keuntungan dari anak usaha lainnya seperti yang bergerak di bidang agribisnis yang performanya juga cukup baik. Beberapa emiten yang bergerak di bidang agribisnis seperti PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).
 
"Kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) juga turut menjadi sentimen positif untuk INDF," kata Zamzami kepada Kontan.co.id, Senin (3/8).
 
Zamzami mengungkapkan, realisasi laba bersih ICBP di atas prediksi. Hal ini didukung oleh kenaikan margin, tapi sebagian juga disebabkan oleh peningkatan pendapatan lain-lain dan pendapatan keuangan.
 
Dia memprediksi, pertumbuhan kinerja dari kedua emiten ini akan berlanjut pada paruh kedua tahun ini. Zamzami memproyeksi pendapatan ICBP bisa tumbuh hingga 8,5% sepanjang tahun ini. Pasalnya sebagai perusahaan sektor barang konsumsi produk-produk mereka masih dibutuhkan oleh banyak orang.
 
Dia menambahkan, rencana akuisisi seluruh saham Pinehill juga berimbas positif untuk ICBP. Memang dalam jangka pendek, akuisisi ini akan menyebabkan penurunan margin dan kenaikan rasio utang. Hal ini lantaran dana untuk mengakuisisi Pinehill diperoleh dari utang.
 
Dalam catatan Kontan, ICBP akan mengakuisisi Pinehill Company Limited dengan nilai US$ 2,99 miliar. Rinciannya, US$ 1,53 miliar akan dibayarkan kepada Pinehill Company Limited. Sementara US$ 1,45 dibayarkan ke Steele Lake Limited.
 
Untuk membayar akuisisi, ICBP akan mendanainya dari kas internal US$ 300 juta. Sementara sebesar US$ 2,69 miliar lainnya berasal dari fasilitas pinjaman. Lebih rinci, US$ 2,05 miliar dari utang bank jangka panjang dan US$ 650 juta dari liabilitas jangka panjang lain.
 
Zamzami mengatakan saham ICBP dan INDF menarik untuk dicermati, untuk ICBP dalam lima tahun terakhir telah diperdagangkan dengan PE 24 kali dan PBV di 5,5 kali. Dia merekomendasikan pelaku pasar untuk dapat mengoleksi saham INDF dan ICBP dengan target harga untuk jangka panjang masing-masing Rp 8.700 dan Rp 12.000 per saham.
 
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham INDF naik 0,39% ke harga Rp 6.475 dan harga saham ICBP naik 1,09% ke Rp 9.300 per saham.
 
sumber : kontan.co.id